Apa Itu Home Education?

[17:36, 14/02/2015]
💖 Apa itu Home Education? 💖

Ass.wr.wb..

Ayah bunda apa kabar, tetap semangat ya 😊🙏
Ayah Bunda yg baik,
Home Education atau home based education atau pendidikan berbasis rumah adalah amanah dan kesejatian peran dari setiap orangtua yg tak tergantikan oleh siapapun dan tdk bisa didelegasikan kpd siapapun.

HE bukanlah memindahkan persekolahan ke rumah, bukan pula menjejalkan (outside in) berbagai hal kpd anak2 kita  namun membangkitkan dan menumbuhkan (inside out) potensi fitrah2 dalam diri kita dan anak2 kita agar mencapai peran sejati peradabannya dengan semulia2 akhlak.

Rumah2 kita adalah miniatur peradaban, bila potensi fitrah2 baik bisa ditumbuhsuburkan dan dimuliakan di dalam rumah2 kita maka secara kolektif menjadi baik dan mulialah peradaban.

Setiap anak kita setidaknya memiliki 4 potensi fitrah sejak dilahirkan:
  1. Potensi fitrah keimanan, setiap bayi yg lahir pernah bersaksi bhw Allah sbg Robb. Maka setiap bayi yg lahir pd galibnya mengenal dan merindukan sosok Robb.
  2. Potensi fitrah belajar, setiap bayi yg lahir adalah pembelajar tangguh sejati
  3. Potensi fitrah bakat, setiap bayi yg lahir adalah unik, memiliki sifat bawaan yg kelak akan menjadi panggilan hidup dan peran spesifik nya di muka bumi
  4. Potensi fitrah perkembangan, setiap bayi sampai aqilbaligh dan sesudahnya, memiliki tahap2 perkembangan yg harus diikuti. Tdk berlaku kaidah makin cepat makin baik.

Ke 4 potensi fitrah ini sebaiknya simultan, seimbang dan terpadu. Kurang salah satunya akan memberikan hasil yang tidak paripurna. Jika pendidikannya benar dan tepat, maka resultansi dari ke 4 fitrah ini adalah insan kamil yang memiliki peran peradaban.
Fitrah bakat tanpa fitrah keimanan akan melahirkan talented professional yang berakhlak buruk, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah bakat akan melahirkan orang2 beriman yg paham agama namun sedikit bermanfaat.

Lihatlah mereka yang berbakat menjadi pemimpin tanpa akhlak maka akan menjadi diktator. Begitupula mereka yang bertauhid tanpa bakat, akan sangat sedikit memberi manfaat.

Fitrah belajar tanpa fitrah keimanan akan melahirkan para sciencetist dan innovator yang berbuat kerusakan di muka bumi, begitupula sebaliknya fitrah keimanan tanpa fitrah belajar akan melahirkan generasi agamis namun mandul dan tidak kreatif.
Fitrah belajar tanpa fitrah bakat akan melahirkan pembelajar yang tidak relevan dengan jatidirinya, begitu pula sebaliknya, fitrah bakat tanpa fitrah belajar akan melahirkan orang berbakat yang tidak innovatif. Berapa banyak kita lihat orang yang bakatnya hanya berhenti sebagai hobby semata.
Semua fitrah personal itu jika tidak ditumbuhkan sesuai fitrah perkembangannya akan membuat generasi yang tidak matang dan tidak utuh menjadi dirinya.
Fitrah belajar dan fitrah bakat yang tumbuh bersamaan dengan fitrah keimanan melahirkan generasi yg inovatif, produktif dan berakhlak mulia. ✅
Nara sumber : Ust. Harry Santosa

💖 Bagaimana Memulai Home Education? 💖

Memulai Home Education adalah memulai utk mendidik diri kita sebagai orangtua. Memulai mendidik diri kita sebagai orangtua adalah diawali dengan membaca ayat2 Allah, baik Qouliyah maupun Kauniyah, kemudian mensucikan diri kita utk mengembalikan fitrah2 yg baik yg Allah telah karuniakan kpd kita. Mengembalikan kesadaran akan peran2 kesejatian kita sebagai orangtua. Pekerjaan mendidik adalah pekerjaan para Nabi sepanjang sejarah. Tiada aktifitas dan peran paling penting di dalam rumah kita kecuali peran dan aktifitas mendidik anak2 kita.

Mendidik anak2 kita adalah membangkitkan kesadaran fitrah anak2 kita, karenanya para orangtua perlu mengawali dgn mengembalikan fitrah2 baiknya melalui tazkiyatunnafs lebih dulu. Fitrah yg baik pd anak2 kita akan bertemu dgn fitrah yg baik yg ada dalam diri orangtua nya. Apa yg keluar dari fitrah yg baik, akan diterima oleh fitrah yg baik. Fitrah keimanan pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah keimanan kedua orangtuanya. Fitrah belajar pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah belajar kedua orangtuanya. Fitrah potensi bakat pd anak2 kita akan bertemu dengan fitrah pengakuan potensi anak2nya sbg karunia Allah swt, dari kedua orangtuanya. Fitrah tahapan perkembangan sesuai sunnatullah pertumbuhan anak, akan bertemu dengan fitrah pengakuan bhw segala sesuatu di muka bumi memiliki sunnatullah perkembangannya masing..dstnya. Tanpa memulai dengan ini maka perjalanan home education adalah perjalanan yg menjauh dari fitrah, berisi obsesi2 dan kecenderungan merusak fitrah krn ambisi tertentu maupun ketergesaan dalam tahapannya. Jadi memulai HE berawal dari bagaimana kita para ortu membangkitkan kesadaran fitrah kita sendiri dengan melakukan tazkiyatunnafs atau pensucian jiwa.

Silahkan dibuka surat 62:2. [
Hari Jum’at (Al-Jumu`ah) : 2]
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. 
Ayat ini adalah jawaban atas Doa Nabi Ibrahim alaihisalam ttg generasi yg akan dibangkitkan dari keturunannya.
Ya Tuhan kami, utuslah untuk merka seorang rasul dari kalangan mereka,yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkankepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al Hikmah (As-Sunnah) sertamensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(QS 2 Al Baqoroh Ayat 129)
Ada tahapan berbeda dari kedua ayat.
Doa Nabi Ibrahim as adalah "pembacaan", "pengajaran" , "pensucian"
Jawaban Allah adalah "pembacaan" dan "pensucian" sebelum memulai proses "pengajaran" (ta'limunal-Kitaba walHikmah). Kata Tazkiyah atau pensucian oleh beberapa ulama dimaknakan sebagai Tarbiyah atau menumbuhkan fitrah yg merupakan inti Pendidikan itu sendiri, sdgkan pengilmuan atau pengajaran bersifat pemberian skill n knowledge. Ayah Bunda harap bersabar utk tdk langsung melompat ke teknis HE 😊🙏

Kita sungguh memerlukan pijakan yg kokoh, jiwa2 yg full ridha menjalaninya. Karena sejujurnya HE ini melawan arus baik konsep maupun praktek pendidikan yg umumnya kita samakan dengan persekolahan atau pengajaran. Pendidikan sebgamna pengantar diawal adalah proses "inside out", membangkitkan fitrah2 dalam diri anak2 kita. Bukan proses penjejalan "outside in". Setiap anak kita terlahir dalam keadaan fitrah (fitrah keimanan, fitrah belajar, fitrah bakat, fitrah perkembangan dll).... namun semua fitrah itu adalah potensi2 terpendam, maka tugas kitalah utk mendidik/membangkitkan/menumbuhkan potensi fitrah itu agar anak2 kita mencapai peran peradabannya atau misi spesifiknya sbg khalifah di muka bumi. Dalam QS. 13 ayat 11 Allah berfirman:
لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia."
Banyak yg menggunakan ayat ini sbgai argumen untuk belajar atau bekerja keras agar Allah mengubah keadaanya menjadi lebih baik. Padahal maksud ayat ini adalah agar manusia tidak mengubah fitrahnya (مَا بِأَنْفُسِهِمْ) sehingga masa depan kehidupannya menjadi lebih buruk. Yg terakhir di atas adalah nasehat dari ustadzuna Ferous. Semoga memahami bahwa mengapa kita menamakan dgn Home Education bukan Home Schooling? Karena pendidikan berbeda dgn persekolahan, mendidik tidak sama dengan mengajar, HE bukanlah memindahkan sekolah ke rumah. HE bukan menjejalkan pengetahuan namun menyadarkan, membangkitkan fitrah2. Jika fitrah2 ini bangkit maka anak2 akan beriman dgn sendirinya, belajar tangguh dengan sendirinya, mengembangkan bakat dgn sendirinya, menjalani kehidupan sesuai tahap2 perkembangan dengan sendirinya...

Memulai Teknis HE akan terasa mudah dan ringan jika kita memulai dari kesadaran ini. Sampai sini, silahkan jika ada masukan dan pendapat 😊🙏
Nara sumber : Ust. Harry Santosa
1. Bunda Dania : Sepemahaman sy HE dan HS itu sama, hanya beda istilah awal kemunculan nya, HE dr Eropa, HS dari Amerika. Benar kan?
Jawab:
bunda Dania yang baik,
Ya benar dari istilah memang demikian, keduanya punya akar sejarah masing2. Namun intinya adalah ingin mengembalikan kesejatian pendidikan kepada Rumah atau Keluarga, lalu kemudian secara kolektif membentuk komunitas bersama (berjamaah) dalam mendidik anak.
Secara istilah ada perbedaan mendasar antara Schooling dan Education. Sejak era industri, schooling telah dipahami sebagai upaya negara mengendalikan pendidikan untuk kepentingan industri, mengisi pabrik dan perkebunan. Maka sesungguhnya schooling hari sudah tdk lagi relevan dan ditemukan banyak merusak fitrah manusia.
Home Education yg kami gerakkan bukan membawa sekolah ke rumah, atau merumahkan sekolah, namun fokus kepada membangkitkan potensi fitrah, baik fitrah kedua orangtua, maupun anak2nya. Tujuannya adalah dengan potensi fitrah yg tumbuh akan tercapai peran peradaban anak2 kita,dimulai ketika usia AqilBaligh atau 14-15 tahun ✅

2. Bunda Tissa : Jadi intinya,dari aybun dulu ya yang harus punya tekad utk selalu berupaya menjadi pribadi yg lebih baik?lalu apa yg harus dilakukan aybun agar selalu terjaga dalam kondisi itu?
Jawab:
bunda Tissa yang baik,
Ketidak konsistenan kita karena umumnya para orangtua langsung menuju ke teknis parenting. Kita tdk melihat dan memahami "ultimate purpose" atau tujuan sejati pendidikan, yaitu mengapa kita mendidik anak anak kita.
Itulah mengapa tazkiyatunnafs menjadi penting. Kemudian, pada prosesnya Tazkiyatunafs dan mendidik anak berjalan bersamaan dan timbal balik.
Ketulusan dalam mendidik fitrahakan menigkatkan iman dan mengembalikan fitrah2 kita yg tekubur, sementara fitrah yg membaik akan menjalankan proses mendidik menjadi semakin ringan, optimis dan konsisten.
Yakinlah bahwa, karunia anak, yg Allah swt berikan kepada kita adalah kesempatan terbaik untuk memperbaiki ruhani kita. Berapa banyak orang2 yg taubat karena luluh oleh kehadiran anak2nya. Siapapun bisa berbuat jahat apapun kecuali jika itu akan menimpa anak2nya. Maka mendidik anak sendiri adalah kesempatan berharga memperbaiki fitrah kita.
Rencanakanlah program pendidikan anak2 kita, rancanglah framework operasional dan rencana harian. Buatlah visioning dream di dinding akan kemana keluarga kita dan anak2 kita kelak.
Optimisme krn kebersyukuran akan mengundang keberkahan. Kita akan jadi rajin bangun sholat malam atau shaum sunnah dll agar diberi Qoulan Sadidia, kekuatan lisan, hati dan tindakan untuk mampu mendidik shg dikaruniakan keluarga yg sukses di dunia dan di akhirat. Jika bukan utk mendidik anak2 kita dgn tulus, agar anak2 kita mencapai bahagi di dunia dan di akhirat, lalu utk apa kita ada di dunia? ✅
3. bunda Defi : apakah ada perbedaan teknik untuk ibu pekerja dan ibu tidak bekerja dalam menerapkan home education?? atau HE lebih mudah diterapkan pada ibu yg drumah saja?
Jawab:
bunda Defi yang baik,
HE sesungguhnya adalah hal yg biasa, amanah setiap orangtua, bahkan dimulai sejak memilih pasangan hidup. Mendidik anak pd galibnya, tidak bisa didelegasikan kepada siapapun, kecuali dalam keadaan darurat. Namun HE kemudian, pd zaman ini menjadi tidak biasa dan seolah bukan amanah.
Secara teknis tentu quality time dan quantity time sama pentingnya, maka bagi ibu2 yg bekerja sebaiknya membentuk pendidikan berbasis komunitas (kumpulan HE) agar secara kolektif dapat mendidik secara berjamaah dan bergantian. Menitipkan anak pd lembaga terlalu riskan. ✅

4. bunda artri : Ustadz, dr penjelasan yg sy tangkap bahwa peran mendidik menjadi sepenuhnya ada di orangtua, krn aybunf menjadi yg palinjg tahu ttg anaknya, sdgkan kalau diamati skr anak2 sebagian besar habis waktunya di sekolah, yg di sekolah sendiri tentunya kemampuan anak disamaratakan.. bagaimana kita bekerjasama dgn sekolah supaya fitrah tsb tumbuh? ataukah ada cara lain?
Jawab:
bunda Artri yg baik,
Tidak ada makhluk di muka bumi yg mencintai dan mengenal anak2 kita kecuali keduaorangtuanya. Persekolahan umumnya fokus pd skill dan knowledge, dan tidak pernah bertanggungjawab thd akhlak dan bakat.  Padahal bakat tiap anak unik, tdk selalu berbakat akdemis.
Begitupula akhlak, jika ada penyimpangan dan kenakalan maka yang disalahkan tentu orangtuanya, padahal sekolah hampir sepenuhnya mengambil peran mendidik keduaorangtuanya, dengan fullday school dsbnya.
Maka upayakan merancang framework operasional pendidikan anak2 kita sendiri, dan jangan pernah mengandalkan persekolahan. Terlalu beresiko.
Misalnya potensi fitrah belajar, umumnya anak2 di sekolah belajar krn akan ujian, krn disuruh, krn takut dimarahi, krn ada tugas dan PR, krn iming2 hadiah, krn takut dikecam bodoh dsbnya. Fitrah belajar beresiko tergusur jika motivasi belajar spt ini. ✅

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Post a Comment