Materi 1 : How to be A Professional Mother

Bismillah...

Materi ini ditulis sebagai catatan pribadi setelah ikut grup whatsapp Ibu Profesional Bandung. Takut lupa, tulis aja disini ^^ sekalian buat ngingetin, hehe
Okedeh, cekidot aja langsung materinya yaa..

[9:01pm, 2/12/2015] 

Dhias Koord Iip Depok 1: Resume Kulwap Grup Koord. IIP
Kamis, 12 Februari 2015
Pkl. 20.00 - 21.00 WIB
Narasumber : Septi Peni Wulandani
Host       : Merry - IIP Padang
Co-Host : Dyas. - IIP Depok
Admin.   : Putri   - IIP Depok

HOW TO BE A PROFESSIONAL MOTHER
Anakmu bukan milikmu,ia adalah milik jamannya, boleh kau berikan rumah untuk raganya tapi tidak untuk jiwanya, karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan, yang tiada dapat kau kunjungi walaupun dalam impian…… (Kahlil Gibran-Anak)

Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah menghantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya. Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “main-main”. Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Salah satu definisi kata “Profesional” adalah memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya (sumber: kbbi). Sehingga bukan suatu hal yang mustahil apabila ada seorang ibu yang bangga akan profesinya sebagai ibu, menjalankan aktivitas mendidik anak dan mengelola keluarganya dengan berlandaskan sebuah ilmu. Ada satu kalimat dahsyat “jangan biarkan sesuatu berjalan tanpa ilmu, apabila itu terjadi maka tunggulah titik kehancurannya”.

Bagaimana langkah menjadi Ibu Profesional.

  • Menguatkan value (nilai) yang akan kita gunakan selama menjalankan peran sebagai Ibu. Value (nilai) dari Ibu Profesional adalah:
    • Never stopped running, THE MISSION ALIVE (Ibu Professional tidak akan pernah berhenti menjalankan misi dan tugas hidupnya, dengan sukacita. Teruslah bergerak, misi tak pernah mati).
    • Don't Teach Me,I LOVE TO LEARN (Ibu Professional adalah ibu yang senang belajar, tak pernah berhenti hingga mati, proaktif mencari ilmu untuk kemaslahatan diri, suami dan anak-anaknya).
    • I Know, I can be BETTER (Ibu Professional bertekad untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, karena orang yang beruntung adalah orang yang hari ini lebih baik dari hari yang kemarin).
    • Always ON TIME (Ibu Profesional adalah ibu yang menghargai waktu, dan selalu berusaha untuk menepati waktu yang telah disepakati).

  • SHARING is CARING (Ibu Profesional sayang sesama, tak segan-segan untuk berbagi pengalaman, dan hanya membagikan pengalaman apa yang sudah dijalankannya).
  • Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu ANAK Melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri.
  • Mempelajari dan menjalankan Tahapan Ilmu di Ibu Profesional yaitu :

  1. BUNDA SAYANG (Ilmul tentang mendidik anak)
  2. BUNDA CEKATAN (ilmu tentang mengelola diri dan rumah tangga)
  3. BUNDA PRODUKTIF (Ilmu tentang memahami passion diri sehingga muncul 4 E (Enjoy, Easy, Excellent, Earn) aktivitas dalam hidupnya
  4. BUNDA SHALEHA (ilmu tentang bagaimana kehadiran kita bisa bermanfaat untuk diri, keluarga dan lingkungan sekitarnya)

Salam Ibu Profesional,
Septi Peni Wulandani twitter : @septipw FB : Septi Peni Wulandani www.ibuprofesional.com


Sesi Tanya Jawab

1. Pada point, never stopped running...
Bagaimana cara menjaga konsistensi agar tidak pernah berhenti menjalani misi hidup?
Dan bagaimana cara meningkatkan motivasi  saat kita drop atau berhenti ditempat bahkan mundur ke belakang?
Dyas, IIP depok
Jawab: 
melatih konsistensi itu perlu porsi kecil tapi sering. Mulailah dari komitmen satu persatu dg durasi yg kita tentukan sendiri. Misal bulan ini kita komit unt one book one week, ya jalankan dulu selama 1 bln, kmd baru tambah yg lain.
Prinsip saat motivasi turun, adalah kalimat " apakah ini hari terakhirku di dunia? Apakah misi sdh selesai? Dan segera "switch"
There is no failure, only wrong result, we must change our strategy ✅


2. Saya terkadang trkendala...dgn "bad day"... jd seolah2 hari itu saya 'mogok' menyempurnakan hari. Hanya melakukan hal2 dasar di rumah yg rutin...tp tanpa sesuatu yg istimewa atau sesuatu yg baru..atau bahkan lebih buruk..padahal harusnya lebih baik ya bu septi..
Nah bagaimana ya Bu..mengelola mental yg masih tergantung dgn suasana hati/ kesensitifan diri kita sebagai istri/ibu...
Ditambah suami saya..tipe yg 180derajat berbeda. Saya talkative.. sedangkan suami..silence is gold 😁
Desti, IIP Depok
Jawab: 
mb desti, kl musuh itu ada pada diri kita sendiri maka segera ucapkan mantera "switch", apabila godaan itu datang dr pihak luar maka gunakan "cancel, cancel, go away"
For things to change, I must change first. Berubahlah.
Kl suami beda tipe itu normal, selama moral characternya sama, justru perbedaan akan saling melengkapi✅

3. Bagaimana ya bu mengatur waktu libur utk ibu? Seringkali merasa ga ada libur, bahkan di hari sabtu dan minggu ketika yg lain libur (leyeh2, santai2) tapi ibu msh tetap harus mengerjakan semuanya, terutama pekerjaan rmh. kalau ibu liburan dan rmh berantakan, suami kelihatan keberatan
Rieka - IIP Depok
Jawab: 
mbak rika, tugas ibu adalah menjadi fasilitator, membuat seluruh anggota keluarga bisa mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing, sedangkan pekerjaan rumah scr umum jadikan "project keluarga"  bisa dikerjakan bareng dan jadi bahan pembelajaran yg menarik.
Gunakan me time menjadi salah satu hal wajib di manajemen waktu kita✅

4. Menjadi ibu rumah tangga terkadang muncul rasa badmood, suntuk,dan bosan hingga pekerjaan rumah terbengkalai, malas belajar bersama anak2,dll.Bagaimana mengatasi masalah tersebut?
Fida, IIP Mesir
Jawab: 
mb fida, memang hal tsb akan terjadi kl kita menganggap pekerjaan kita sbg IRT masih dlm batas, asal kerja, yg ada bosen, jenuh.Maka kita harus memaknainya bahwa tugas ini adalah bagian kita sbg "khalifah" yg kita kerjakan karena "Allah". Maka anggaplah kita sedang kuliah dr semester 1, dan harus lulus cumlaude. Saat malas, harus makin fokus dan lalui dg kec tinggi ✅

5. Asslm Wr Wb Bunda Septi, bagaimana caranya konsisten berkomunikasi yg baik pada anak , tanpa menggurui tapi mereka paham maksud kita
Endah.IIP Semarang
Jawab: 
mb endah, belajarlah untuk "mendengarkan" dan berilah respon dg "the power of question"
Contoh : " mama hari ini aku bisa makan sendiri" 
Ibu : "wow keren, bagaimana kamu bisa melakukannya dengan baik? "✅


6. Sharing is Caring, hanya menyampaikan yang sudah kita jalankan...sangat tertampar dgn kalimat ini. Karena seringkali banyak yg curhat ttg masalahnya yg sebenarnya hampir mirip dgn yang kita rasakan. Kita tahu teorinya namum begitu sulit menjalankannya.
Lantas saya suka jawab, di saat begini harusnya kita begini2...dan saya juga masih harus belajar untuk itu.
Bisa ga bu, klo seperti itu?
Nia, IIP Bandung
Jawab: 
teh nia, tidak semua pertanyaan harus dijawab. Berpeganglah pada moral character kita, sharing is caring, hanya menyampaikan apa yg kita lakukan. Contoh saat saya ditanya "baby led weaning", maka saya jawab, saya tidak bisa, karena syaratnya berat, anak saya tidak lagi saya suapin saat mereka usia 1 th ke atas. Kl BLW kan 6 bln, maka saya perlu hamil lagi unt menjelaskannya 😃

7. bu bagai mana mengatasi perasaan minder yg kadang nyelip saat kumpul dg kawan2 yg bekerja. Sementara saya hanya IRT.. adakah "magic word" penyemangat bunda?
bagaimana agar tawadu' dg pengjasilan suami yg tsk bgt besar?
Mary, IIP Padang
Jawab: 
uni Merry, itu yg saya sebut sbg common enemy kita sbg IRT, yaitu PERASAAN ditindas di rumah sendiri. Minder itu wujud sikap dr "kaum yg MERASA dirinya tertindas" harus kita lawan. Hilangkan perasaan itu, dan buktikan bahwa kita bisa professional.
Contoh elan ketika saya tanya " dik, kamu nggak pengin kayak teman2 mu yg sekolah itu?"
Apa jawab dia, ibu salah tanya, harusnya ibu tanya mereka, pasti mereka pengin banget seperti aku 😃
Bisa dianalogkan dg kondisi IRT ya.
Syukuri yg sudah ada, pasti Allah menambah nikmat kita✅

8. Gini Bu, agar menjadi ibu yg profesional, tentu kita harus punya visi misi dalam berkeluarga. Visi misi membuat kita lebih fokus. 
Kira kira apa aja y bu penjabaran visi misi sebagai ibu profesional.. Makasih sblmnya bu septi..
Silvia, IIP Batu Sangkar
Jawab: 
bunda silvia, visi misi itu dibuat sederhana saja, manusia adalah pengemban "amanah" terbesar di muka bumi ini, maka jalankan amanah itu dg sungguh2.
Kita sbg ortu sedang mengantarkan "titipan" Allah menjadi insan kamil (manusia seutuhnya) yg bermanfaat bagi semesta alam✅

9. Menetapkan COMMON INTEREST (ketertarikan bersama) yaitu anak  melawan COMMON ENEMY (musuh bersama) yaitu PERASAAN tertindas di rumah sendiri :)
Apakah artinya kita dan suami bersepakat dg value ini terlebih dahulu  dan selanjutnya menjadikan ini bagian dari value keluarga...atau bagaimana bu septi?
Rifa, IIP Bekasi
Jawab: 
bunda rifa, point tersebut bukan value, kl value yg jumlahnya ada 5 point 👆
Kalimat menetapkan common interest dan melawan common enemy adlh langkah berikutnya setelah value terbentuk dan mendarah daging
Harus ada ketertarikan bersama ant suami istri, kl dibicarakan membuat mata berbinar
Ada common enemy, apabila disebut membuat adrenalin semangat membara✅

10. Bu kami yang d Mesir mayoritas adalah ibu rumah tangga dan juga mahasiswi, dimana semua rutinitas pekerjaan rumah, dan jga mendidik anak2 kami handle sendiri tanpa bantuan asisten..
Di sisi lain kami jga msh harus belajar di kampus.
Bagaimana cara mengatur waktu agar optimal di semua peran?
Neng Rodhiyyatillah, IIP Mesir
Jawab: 
mb neng, tantangan yg menarik ya, ini ada di materi management waktu. Bahwa kita sebenarnya memang hrs terlatih mengerjakan semua sendiri, kl ada yg bantu itu akan memperluas jangkauan kita.
Tentukan 3 hal yg wajib anda lakukan pada esok hari, catat di organizer menjelang tidur. Setelah itu komit ✅

11. Ibu, apakah sejatinya org yg sdh selesai dgn diri sendiri maka otomatis akan mjd bunda shaleha yg bermanfaat, bgmna jika ada peluang memberi manfaat,pdhl dg diri sndri blm slsai dan blm layak ?
Wiwik, IIP Bandung
Jawab: 
teh wik, peluang itu secara alamiah akan datang seiring dg kesiapan kita. Shg tidak boleh ditolak
Allah tidak akan membebani kaumnya, melainkan sesuai dg kemampuannya
Kl yg kita tekuni adalah satu hal tsb dlm hidup kita, ketika peluang datang, maka yakini bahwa kita siap ujian, harus lolos dan naik tingkat. Jangan justru menolak unt tdk ikut ujian, hadapi dan jalani dg ikhlas✅

12. bu, bagaimana sang ibu bisa membantu menemukan passion anak jika sang ibu sendiri blm yakin dg passionnya? bgmn cara mcari tau passion diri shg kita bs maksimal melakukan hal2 di bidang itu?
Fida, IIP Aceh
Jawab: 
mb fida, betul kita tdk PD memandu anak kl kita sendiri tdk menemukan passion kita. Maka aksekerasilah. Segera jalankan kegiatan yg membuat kita Enjoy, Easy, Excellent, jangan ambil aktivitas di luar 3 hal tsb. Kmd tekuni sampai professional.
Maka be professional, rejeki will follow✅


13. Don't teach me, I LOVE TO LEARN
Bagaimana menyeimbangkan porsi belajar Ibu, bila kesempatan belajar banyak hadir di akhir pekan (Sabtu & Ahad), agar keluarga (terutama suami - yg mengharapkan keluarga bisa kumpul saat weekend) tidak keberatan.
Putri, IIP Depok
Jawab: 
mb putri, harus buat prioritas. Dan prioritas utama kita adalah suami dan anak2. Maka carilah kesempatan belajar di weekday, kmd saat weekend minta ridho suami, kl tdk diijinkan jangan pernah berangkat. Ridho suami memberikan keberkahan ilmu yg luar biasa, yakinlah, lepaskan ego kita✅

14.Saya dan saudara kandung terpaut selisih usia yang cukup jauh, kami kurang memiliki kedekatan emosi, ditambah ibu saya bekerja, pertanyaannya apakah hal itu bisa menjadi penyebab saya kurang sabar dan telaten menghadapi anak kecil, dan bagaimana solusinya terimakasih
Diani, IIP Bogor
Jawab: 
mb diani, bisa ya bisa tidak. Krn sabar itu adalah latihan diri dàn telaten dg anak kecil itu ketrampilan yg bisa dipelajari. Latihannya munculkan "self driver" pada diri kita untuk terus belajar. I Know, I can be BETTER✅

15. biasanya sy suka panikan,jk sdg ada kegiatan rmh dan keg lain dlm wkt bersamaan. bgmna caranya agar disaat kegiatan banyak, smtra kt dituntut utk menyelesaikan dlm wkt yg sama kt tdk panik bu ?
Yurnita, IIP Karimun Kepri
Jawab: 
bunda yurnita, gunakan prinsip " one bite at a time" satu gigitan dlm satu waktu. Kerjakan dulu mana yg prioritas pertama dan terima kondisi apapun pada prioritas berikutnya.
Well prepare dan harus berani bilang tidak (asertif)✅

16. Tahun 2010.. Sejak kelahiran anak ketiga.. Saya memutuskan untuk berhenti bekerja dan mau fokus untuk jadi IRT full dirumah, mengurus anak2 dan suami.
Tapi ketika anak bungsu saya semakin besar, saya tergoda lagi dengan tawaran kerja.
Dan akhirnya saya kembali bekerja.
Tapi tahun 2013..
Saya kembali dihantui oleh perasaan "dilema" ibu2 yg bekerja..dan kembali ingin fokus dengan keluarga lagi..
Nah.. Pertanyaannya.. 
Bagaimana melatih diri menjadi ibu yang profesional.. Yang kehadirannya tetap bisa dirasakan oleh keluarga tapi tanpa "mengkungkung" diri sendiri yang " tidak bisa diam saja dirumah"..😊
Trmksh..
Zy, IIP Depok
Jawab:
milikilah mental orang merdeka, sejatinya semua ibu adalah ibu bekerja, yaitu ibu bekerja di ranah domestik dan ibu bekerja di ranah publik. 
Kerjakan scr professional, tentukan apa saja yg akan anda lakujan hari ini.

Bersungguh-sungguhlah kita di dalam maka kita akan keluar dg kesungguhan itu. Tidak ada hukum terbalik ✅

17. Bagaimana menjelaskan kpd orang2 terdekat bahwa tidak ada yg salah dgn pilihan sbg IRT, krn msh terdapat kerabat dan teman2 yg menyanyangkan keputusan kita utk resign dan mjd irt murni (maksudnya blm bisa bekerja dr rumah). Trm ksh
Wenny IIP Kalimantan
Jawab:
mb wenny, tidak perlu dijelaskan, tapi buktikanlah, nyalakan " self driver" di diri kita, jadikan ungkapan2 teman, saudara, ortu sbg "common enemy" yg harus kita lawan. Yang bisa mengalahkan hanya diri kita sendiri. Dulu saya minta waktu ibu unt membuktikan pilihan saya benar selama 5 tahun. Tentukan target anda✅

18. Bu Septi gimana kalo qta sdh berusaha maksimal tapi selalu saja tampak krg 'pas' di mata pasangan. Kadang jdnya malah marah dan down  sendiri.
Riri, IIP Depok
Jawab:
mb riri " komunikasikan" dg pasangan, gunakan mastermind satu minggu sekali, sambil santai untuk tanya 3 hal 
a. Apa yg sdh baik?
b. Bgm proses yg dijalankan, shg sukses?
c. Hal baik apa yg akan dijalankan pekan depan, yg membuat kedua belah pihak senang✅


19. Bu, untuk masalah tepat waktu, saya sudah berazam unt berusaha on time di tiap kegiatan. Tapi kadang kala saya masih sering sekali keteteran alih2 menerapkan cut off time kerjaan rumah malah tidak bisa di handle sempurna. 
Bagaimana mengatasi permasalahan ini bu?
Sapta, IIP Salatiga
Jawab:
mb sapta, rencanakan dulu dg matang apa yg akan kita kerjakan. Kmd komit, dan segera DO IT, seberapapun amburadulnya waktu kita hari ini, tetap lah semangat dg value, I know, I can be BETTER. Menjelang tidur evaluasi lagi, dan ubah strategy, lakukan proses ini berkali-kali sampai berhasil✅

20. ibu, bagaimana mengendalikan diri utk menentukan skala prioritas jika ada byk "to do list" yg menurut saya penting?
Apakah setiap ilmu IP hrs diterapkan satu persatu baru lanjut ke step selanjutnya? Saat bersemangat ingin rasanya melakukan semua 😁
Sri Marliana, IIP Aceh
Jawab:
Tentukan dulu 3 kategori aktivitas yg akan sangat bermanfaat bagi diri kita. Kalau saya sy bagi menjadi:
a. Ilmu yg bermanfaat, beserta turunannya
b. Amal jariyah, beserta turunannya
c. Anak yg sholeh/sholehah beserta turunannya

Jadikan 3 hal  tsb menjadi prioritas utama. Kemudian kalau listnya banyak, pilih 3 hal yg paling bermanfaat, dan kerjakan.
Tanggung jawab orang yg tahu akan suatu ilmu adalah berbagi menyampaikannya. Ilmu yg dibagikan itu akan punya ruh, bisa menggerakkan hati org yg mendengar, membaca, kl sdh dijalankan. Maka kerjakan setahap demi setahap ✅

21. Bu, setiap anak memiliki keunikan dan kecerdasan masing2... Bagaimana kita sebagai ibu mengenalinya dg tepat ?
Rifa, IIP Bekasi
Jawab:
Allah membekali kita mata dan hati serta kemampuan mencari ilmu unt akal kita, maka bermainlah secara kontinyu bersama mereka, pasti Allah memberikan hidayah itu ✅

22. bagaimana jika tnyata passion kita tdk berada pd zona aman yg dijalani slm ini? dan utk menjalankan passion tsb akan mpengaruhi finansial rmh tangga sedangkan sang ibu adalah seorang single parent. apa langkah2 yg harus dilakukan?
Fida, IIP Aceh
Jawab:
bunda, bicarakan dg anak, ajari mereka bagaimana cara menjalankan passion itu disesuaikan dg kondisi ekonomi RT kita. Saya selalu bilang ke anak2 saat passion mereka tdk sesuai dg kantong kami
" ibu mungkin saat ini memang belum bisa mencukupi keinginanmu, tapi kamu milik Allah yg Maha Kaya, mintalah padaNya, dan berikhtiar sekuat-kuatnya"✅


23. Terkadang apa yang kita harapkan tdk sesuai dg kenyataan. Hal ini memunculkan perasaan tidak mampu melaksanakan tugas sbg ibu maupun istri. Dan berujung uring2an. Gimana ya bu mengatasinya?
Windi, IIP Depok
Jawab:
bunda, hasil itu hak Allah, proses itu hak kita. Jangan pikirkan ranah Allah, itu hak prerogatif Nya,  berjuanglah di ranah kita.
Lakukan sesuatu karena Nya, jgn berharap pada manusia, siapapun mereka ✅

0 komentar:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Post a Comment