Resume Kulwap IIP Depok
Selasa 10 Pebruari 2015
Narasumber : Bpk.Dodik Mariyanto
Host : Windi
Co host : Endang
Admin : Desty
A HOME TEAM
Kita mulai dengan melihat beda antara 'kerumunan' dan 'team'.
Saat jalan-jalan pagi dan melewati sebuah pasar kaget, apa yang Bunda dapati? Sekumpulan orang, ada yang heboh menawarkan barang, sebagian sibuk menawar barang, yang lain hanya lihat-lihat saja, ada pula yang jalan kesana-kesini, bahkan ada pula yang bengong. Setiap orang sibuk dengan kegiatannya sendiri, mengejar tujuannya sendiri yang tak selalu ada kaitan dengan yang lain, interaksi seperlunya sebatas kebutuhan jikapun ada, berada di tempat yang sama namun tak saling sapa satu dengan lainnya, asing dan tak peduli kecuali ada maunya. Inilah KERUMUNAN.
Para penggemar bola tentu tak asing dengan Barca, tempat Lionel Messi dan Neymar mengukir prestasi, tapi tak mungkin sendiri. Setiap pemain mengerti posisi, tugas, peran dan tujuan. Mereka saling mengerti bahkan tanpa keluarnya satu kata pun, memberikan support satu dengan yang lain. Menyajikan permainan cantik yang membuahkan goal kemenangan, rapat menjaga dari serangan lawan. Ini satu contoh TEAM.
Kerumunan dan Team sama-sama merupakan kumpulan orang. Kerumunan tak mempunyai tujuan bersama yang menyatukan mereka, tak ada komunikasi untuk saling mengerti. Yang menyatukan mereka hanya karena kebetulan berada di tempat yang sama.
Team disatukan oleh tujuan bersama, tatanilai yang diyakini semua, komunikasi dan interaksi yang membuahkan saling mengerti, tahu peran, posisi dan tugasnya, saling memberikan dukungan dan bantuan, gembira bersama bergerak menggapai impian.
Mari kita tengok keluarga kita, lebih dekat dengan ciri-ciri kerumunan ataukah team?
Sebuah hometeam berbeda dengan team lainnya. Hometeam tidak bisa sesuka-suka ganti pemain, anggotanya memiliki usia dan tingkat kematangan yang berbeda-beda, ada peran-peran yang secara alamiah sudah melekat pada anggotanya, ada pula yang dapat berganti-ganti dimainkan. Hometeam memerlukan manajemen yang unik. Sebagian dari kita menganggap akan bisa dengan sendirinya mengatur rumahtangga bila tiba waktunya, ketrampilan itu akan tumbuh secara naluriah. Bukankah orang tua kita juga tak repot-repot belajar saat membesarkan kita?
Barangkali memang demikian. Namun bila yang hendak kita bangun adalah 'A' HomeTeam, hometeam yang berkualitas 'A' dan bukan sekedar hometeam maka ada hal-hal yang perlu kita cermati.
Kita dengan pasangan hidup kita dipertemukan dan disatukan setelah dewasa. Sebelumnya kita dibesarkan di lingkungan berbeda, melalui jalan berbeda, dengan cara berbeda, dan mungkin juga dengan tatanilai yang berbeda. Maka langkah pertama adalah banyak-banyaklah membangun KOMUNIKASI, verbal maupun non verbal. Sering-sering ngobrol bareng, melakukan kegiatan bersama, membicarakan apa yang kita sukai dan tidak kita sukai, memahami gelagat dan bahasa tubuh. Jangan diam saja dan menganggap pasangan hidup kita pasti tahu atau seharusnya tahu. Pasangan hidup kita bukan dukun kan? ;p Yang pertama dibangun adalah tatanilai bersama, our values. Tak perlu banyak, yang utama dulu saja yang akan menjadi INDUK NILAI. Induk nilai Tanah Perdikan Margosari adalah iman dan kehormatan.
Meski rumusannya sederhana, proses ini bisa jadi berdarah-darah, penuh tetesan air mata. Maka Anda dan pasangan perlu menyepakati konstitusi dan aturan main dasar. Kami memiliki 3 langkah saja:
- Mesti TETAP BERKOMUNIKASI seberapa pun marahnya.
- Segala keputusan yang dihasilkan dalam keadaan marah, BATAL demi hukum.
- Bila terjadi selisih atau beda pendapat, kembali kepada al QUR'AN dan al HADITS.
Proses ini bisa jadi lama, jangan berharap bagai membalik telapak tangan: Plek, selesai. Tidak! Intensitas komunikasi dan main bareng akan sangat menentukan. Maka perbanyaklah sarananya. Misalnya: Makan bareng, sholat berjamaah, bermain bersama, ngopi pagi, dll. Manfaatkan teknologi, bikin grup keluarga di wa/line/bb dll. Share hal-hal baik yang mencerminkan nilai keluarga.
Setelah itu kita akan lebih enak untuk membicarakan TUJUAN keluarga. Tidak harus sekali jadi, biarkanlah tujuan ini dinamis dan berkembang. Secara berkala dibicarakan bersama. Dengan mengetahui tujuan bersama dan sasaran masing-masing, setiap anggota keluarga jadi tahu hal-hal yang dibutuhkan yang lainnya. Dengan demikian mereka mengerti bila hendak men-support yang lainnya. Bila saat ini sepertinya tidak ada kerjasama dalam keluarga, yang satu tak mau membantu yang lainnya, barangkali karena yang satu dan yang lain tidak saling mengerti apa yang diperlukan. SALING MEMAHAMI adalah dasar tumbuhnya kerjasama team.
Aturannya: Understand first then to be understood.
Dan kuncinya adalah KOMUNIKASI. Kita bahas di lain kesempatan. Sukses selalu!
/Dodik Mariyanto/✅
Sesi Tanya - Jawab
1. Mulai umur brp ya, anak sebetulnya sdh bisa diajak bekerjasama sbg sebuah team ? - Endang
Jawab:
Sejak bayi bunda. Libatkan senantiasa dgn aktivitas keluarga. Tentu saja sesuai porsinya. Makin besar kita naikkan keterlibatannya✅
2. Bagaimana cara bangun a home team jika kepala keluarga harus beda tempat dgn anak(2th) n istri krn pekerjaan - Dyas
Jawab:
Komunikasi selalu. Keterlibatan bukan berarti harus berada di lokasi yang sama. Atur peran yang dapat dijalankan ayah dari tempat jauh. Misalnya, ketika Ara mengerjakan tugas sekolahnya, kami bisa keroyokan mengerjakan melalui wa group atau googledocs. Demikian juga saat Enes mengerjakan project thebrightbride.com kami mendapat tugas dari enes yang bisa kami kerjakan dari Salatiga. Dengan teknologi, jarak bukan lagi kendala. Kuncinya KOMUNIKASI✅
3. Nanya...*domestic topic*
Suami kadang leyeh2 pas wiken...sore nya baru beberes..membantu saya..
Nah..ktk leyeh2 itu..salahkah jika kita ikut leyeh2..walopun dalam hati..gemess..lihat suami yg istirahat pas wiken di jam 'kerja' saya. Maunya saya kerja, suami juga bantu kerja beberes
-Desti, IP Depok#2-
Jawab:
Leyeh2 bersama bolehlah, jangan lupa sembari ngobrol. Ketika masih ada saling iri (kok yang lain enak sementara gw kerja) berarti jam ngobrol perlu ditambah. Ada baiknya list-to-do (kerjaan) dituliskan supaya saling paham. Suami tak mau bantu bukan karena pengin enaknya sendiri (mungkin) melainkan karena tak paham maksud istri. Bicarakan. Jangan beranggapan suami mestinya ngerti. Suami bukan dukun ✅
4.Bagaimana menyikapi anak yg sering bernegosiasi utk merubah rule yg sdh dtetapkan oleh team ??- Endang
Jawab:
Usia menentukan konsistensi. Anak2 masih mungkin kerap berubah pendapat. Latihan. Latihan. Latihan. Tuliskan komitmennya, jangan dibiarkan ngawang di awan✅
5. Bagaimana bisa tetap menjaga komunikasi yang baik saat marah?
Karena biasanya kalau diantara pasutri marah..lebih memilih diam..
Karena baca dr materi pak Dodik.. No 1. Tetap berkomunikasi walaupun sedang marah..? -zy
Jawab:
Ketika marah, diam dlu. Bsa menyingkir sejenak. Rasul mengajarkan untk berwudhu. Untuk memulai pembicaraan kembali biasanya yg sulit. Gengsi hehee. Carilah common interests, hal2 yang sama2 disukai. Misalnya kami suka membicarakan anak, pertumbuhan mereka, masa depan mereka dll. Tidak mungkin kami tidak merespon manakala yang satu mengajak berbicara ttg anak. Nah, itu bisa untuk memulai komnikasi kembali. Dan bila yg satu sudah mulai ngajak bicara ttg anak, yg lain segera paham kalau ia sdg ngajak baikan hehee. Ya segera saja ditanggapi dengan baik✅
6. apakah penerapan nilai, norma, tugas dan tanggung jawab dalam home team yg ideal harus berlaku secara tertulis, tercatat, seperti dalam workshop formal? - Naqiya
Jawab:
Tidak semuanya dan tidak selalu. Namun mengapa tidak? Itu bisa jadi hiasan di rumah lho. Tak kalah menari dengan hiasan lainnya. Bisa jadi sarana ekspresi sekeluarga✅
7. Bagaimana seharusnya kita bersikap, jika pasangan di saat ngobrol atau membuat rencana bersemangat dan mengerti/paham. Tetapi ketika "saatnya" aturan/rencana tsb dilanggar. Shg membuat patah semangat. -Eka Febranti
Jawab:
Saling mengingatkan dan menjaga konsistensi. Memang tidak mudah. Kerjakan saja. Tidak ada resep smsalabimnya✅
8. Mungkinkah untuk sementara home team itu ibu dan anak2 saja. Dan kalai bisa, bagaimana cara Ibu tetap bersemangat walaupun banyak faktor yg membuat si Ibu down. - Eka Febranti
Jawab:
Ada apa dengan suami Bund? Coba diselesaikan dulu berduaan. Ngobrol santai dan tak perlu terlalu formal di tempat kenangan dulu kala. Kalau kita terbiasa dan merasa cukup dengan anak saja, tidak selesai persoalannya, A HomeTeam tidak terbentuk, tidak utuh✅
9. apakah utk menetapkan visi misi rumah tangga suami-istri harus duduk bersama kemudian membahasnya dan menghasilkan masterplan atau mindmap yg jelas dan tertulis?
bagaimana penerapannya dg anak2?
1.bila kondisi anak2 sudah ada yg dewasa semua
2. bila kondisi anak2 balita dan belum dewasa - Naqiya
Jawab:
Heheee rileks saja Bund. Sedikit demi sedikit, setahap demi setahap. Dibicarakan sambil ngopi sore dll. Bila dipandang perlu, baru sesekali menyepi sekeluarga untuk merumuskannya secara lebih utuh. Tidak perlu buru2, namun ajeg, konsisten. Anak2 sdh dewasa atau belum prosesnya sama saja, hanya porsi pembicaraan dan tugasnya yang berbeda, menyesuaikan dengan tingkat kedewasaan✅
10. Pa Dodik,sudah hampir 2tahun saya melakukan list to do...anak saya yg besar (usia 9.5thn) sdh mulai paham dan bs mandiri, hny semenjak saya punya bayi (usia skg 6bln) list to do pada suami jadi agak berantakan. Anak paling besar kerap protes kalau ayah nya tdk melakukan yg sdh ada pd role kami(sering). Kendala nya skg ditambah pekerjaan suami yg tdk menentu ada dirumah (tugas lapangan). Jd kadang hukuman (dari tdk melaksanakan ) sering tertunda mLah sdh menumpuk. Bagaimana kami bs memulainya lagi....- Mirza
Jawab:
Hebat! Lanjutkan seperti saat mulai dulu. Penyakitnya (demikian juga di tempat kerja) adalah jenuh dan inkonsistensi. Anak dan ayah dapat berbagi peran menjadi petugas penjaga tatib, kasih nama yang lucu, misal Yoda Master (dari film starwars) atau lainnya. Buat suasana tetap menyenangkan untuk mengerjakan kesepakatan yg dibuat. Coba pula utk membuat apprecation Night atas pencapaian keluarga✅
11. Ada rules dalam a hometeam. Perlu tidak ada reward and punishment jika ada anggota yg melanggar rules yg telah ditetapkan - Windi
Jawab:
Kami mendahulukan apresiasi thd konsistens dan kesediaan mematuhi kesepakatan. Punishment bukan plihan yg kami sukai. Hanya untuk pelanggaran terhadap values keluarga tegurannya keras✅
12. dalam menentukan sebuah norma yg berlaku di rumah tangga, apakah perlu dibuat deal dulu antara ayah-ibu mengenai apa2 saja yg boleh dan tidak boleh, kemudian baru diterapkan pada anak? atau dibuat deal ketika ayah-ibu sudah berhadapan dg anak? - Naqiya
Jawab:
Sebaiknya pada tahap awal ayah dan ibu sudah sepakat dulu. Kecuali anda sudah siap diskusi terbuka dan siap malu di hadapan anak2. Ini perlu proses. Namun manakala tingkat kedewasaan dan kesiapan untuk berbeda pendapat telah tumbuh di semua anggota keluarga, silakan. Keren banget itu✅
13. apakah dengan ada nya pembantu rumah tangga akan membuah A home team kurang ideal?
atau membuat ayah/ibu/anak2 menjadi manja atau malas?
bagaimana porsi pembantu dalam membatu tugas rumah tangga yg ideal agar para anggota home team tidak menjadi malas atau manja..? - Naqiya
Jawab:
Tidak berpengaruh. Ia libatkan dalam team. Seperti apa porsinya? Tidak ada rmus bakunya. Silakan diskusikan bersama✅
14. Saya ingin membuat planning jangka pendek dan jangka panjang.... tp suami itu merasa tdk perlu, menurutnya mengalir begitu sj. Bagaimana ya spy planning bs terwujud tanpa suami merasa dipaksa atau digurui. Krn sy merasa planning ini penting. Untuk membangun team tks - Reni
Jawab:
Obrolkan dulu bund. Setiap orang punya style berbeda2. Coba cari kesesuaian. Sesekali diskusikan apakah cara yg selama ini dipakai sdh berjalan baik dan menghasilkan sesuai harapan?Jika ya, lanjut. Jika tidak, mengapa tak mencoba cara lain?✅
15. Itulah pak memulai dari awalnya agak sulit....suami blm memenuhi hukuman yg ada sdh menumpuk..saya memulainya dari awal bagaimana ya...jadi skarang sy konsisten sj dgn anak yg paling besar...mirza
Jawab:
Heheee saya tidak bisa menjawabnya Bund. Suami anda yang bisa.Hanya saja hati2, kalau anak melihat bahwa inkonsistensi itu boleh2 saja, maka hal itu bisa tertanam pada dirinya. Coba diskusikan hal ini dgn suami. Lebih baik tidak membuat komitmen bila sdh siap utk senantiasa melanggarnya. ✅
16. bagaimana kalau kesepakatan yg sudah dibuat bersama pasangan ditentang oleh orang tua? - Ria
Jawab:
Mash serumah dgn ortu? Ini memang tdak mudah. Namun perlu diketahui bahwa rumah tangga seseorang itu sdh menjadi tanggung jawab yg bersangkutan, ortu hanya boleh memberikan opini dan saran; tetapi tidak menentukan. Diskusikan dan sampaikan dengan baik kepada ortu. Moga2 dmengerti. Hanya saja menurut saya, salah satu faktor terbentuknya A HomeTeam memang sebaiknya tidak menjadi satu dengan ortu. Nanti setelah solid, tidak persoalan mau berkumpul dengan siapapun termasuk barengan dengan ortu. Semoga penjelasan ini dipahami dengan cermat✅
17. Apakah dalam membentu suatu home team mutlak diperlukan semacam roadmap yang berisi perumusan visi misi dalam keluarga?karena style tiap orang berbeda,ada kalanya kalau saya lebih suka bertahap pelan-pelan sembari menjalankan aktivitas sehari-hari sambil berdiskusi dengan suami kira2 mau seperti apa - Hevvy
Jawab:
Lanjutkan saja begitu bila sdh nyaman dan dianggap cara yg cocok. Perlu diingat bahwa mission dan values ini tidak sekali jadi, begitu dituliskan berarti beres. Budaya itu perlu pengulangan demi pengulangan, diingatkan setiap saat, sedikit dem sedikit✅
18. Bagaimana kl ada kakek/nenek (mertua) yg ikut tinggal bersama dan beliau termasuk kolot sulit diajak kerjasama? - Irma
Jawab:
Bisakah dipisahkan teritorinya? (Untuk orang timur biasanya ini sulit). Btw, bukannya dalaml ini berarti anda yg tinggal bersama ortu? Heehee. Bisakah minta izin untuk bergeser sedikit, pindah tak terlalu jauh dulu bila perlu sembari menaga ortu? (Lihat jawaban sebelumnya)✅
19. Bagaimana membuat to do list saat weekend.c. .. Karena pandangan kami tentang weekend berbeda. Saat weekend suami inginnya leyeh2 tp menurut saya weekend itu saatnya suami membantu istri di rumah. - Linda
Jawab:
Samakan dulu persepsi ttg hari, weekend. Weekend mu, weekend ku, weekend kita. Kuncinya? Kembali jawaban klasik: KOMUNIKASI✅
20. Bgm kiat Utama bagi Ortu agar anak 2 bisa Sukses dan tetap dekat ? - Fauzyah
Jawab:
Sering main bersama, sering ngobrol barengan, makan keroyokan, dll yang bahkan samai kini pun bila hal itu pernah bunda ayahanda alami waktu kecil sult untuk dilupakan. Kenangan terindah✅
21. Bagaimana membuat sebuah home team yang kokoh meskipun kuantitas dengan anak terbatas mengingat kami be vrdua bekerja. Hanya waktu malam dan weekend kami bisa menyempatkan bersama dengan anak. -Hevvy
Jawab:
Tiap kali bunda hendak berangkat, beraktivitas dulu bareng dengan anak2; sarapan bareng, sholat bareng, main bareng, apa aja. Sepulangnya, selepas membersihkan diri beraktivitas lagi bareng; nyetrika bareng, ndongeng bareng, dll. Bahkan ketika anak2 sudah tidur saat anda pulang, jangan lupa datangi mereka dan ajak ngobrol, cerita sedikit pengalaman anda. Mata ananda memang terpejam, tapi telinganya tetap terbuka✅
HOUSE atau HOME
(Perjalanan Membangun Home Team)
Dua kata diatas pasti sangatlah menggelitik rasa ingin tahu kita, apa bedanya? kemudian mana yang lebih baik? Bagaimana cara membangunnya? Mari kita bahas apa itu house dan home
- House adalah bangunan yang ditinggali atau dihuni dan disebut "Rumah"secara fisik. Sedangkan Home adalah tempat dimana kita merasa nyaman jika berada disana meskipun bentuknya bukan sebuah rumah.
- Bandingkan dua kalimat ini "she bought a house" dan "I want to go home" apakah kita melihat perbedaannya dengan jelas?
- Apakah keluarga yang kita miliki saat ini hanya sekedar menjadi "House" atau sudah menjadi "Home"? Tanyakanlah pada diri sendiri dan pasangan kita
- Pertanyaan berikutnya apakah keluarga kita bisa disebut sebagai sebuah "team" atau hanya sekedar "kerumunan" ?
- Apa bedanya team dan kerumunan? Team adalah sekumpulan orang yang bersama-sama mencapai satu tujuan positif yang sama. Sedangkan kerumunan adalah sekumpulan orang yang bersama-sama tapi tidak jelas arah dan tujuannya kemana
- Apa elemen yg diperlukan untuk sebuah team?
Elemen tersebut adalah semangat tim, saling percaya, kedekatan dan komunikasi dan yang paling penting adalah hilangkan sifat egois yang mementingkan pribadi atau saya sendiri. Kunci kesuksesan dan keberhasilan Team adalah Kita bukan Saya.
SESI TANYA JAWAB :1 pertanyaan bunda ervina
* Elemen tersebut adalah semangat tim, saling percaya, kedekatan dan komunikasi dan yang paling penting adalah hilangkan sifat egois yang mementingkan pribadi atau saya sendiri. Kunci kesuksesan dan keberhasilan Team adalah Kita bukan Saya.
Pertanyaannya :
Skrg byk yg Ayah Ada Ayah Tiada...
Bagaimana mensikapi hal seperti itu... Sy Pribadi kdg memberikan masukan ke ibu2 yg sambat krn suaminya g perduli sm urusan IRT dan anak2..."drpd nunggu2 Ayah mending jalanin aja semua bersama anak2..." Kelamaan nunggu ayahnya berubah mending kita didik anak2 tanpa menunggu berubahnya sang ayah...
Bener ga sih bu kl sy ngasih saran seperti itu
Jawab:
mbak ervina, iya banyak kita menemui kondisi semacam hal tsb. Karena kita masih terbelenggu konsep lama, dimana ayah itu bekerja cari nafkah, ibu mendidik anak. Shg yg terjadi urusan anak hanya urusan ibu. Maka unt menjembatani hal tersebut, ibu profesional muncul. Didik ibunya terlebih dahulu, ubah mindset ibu dalam pola pengasuhan, krn kitalah yg dekat dg anak-anak. Setelah itu ubah mindset suami. Alhamdulillah skrg muncul kepedulian para ayah untuk mengimbangi pola pemikiran ibu yg sdh melesat ✅
2. pertanyaan bunda monika
A. Bagaimana mensikapi karakter suami istri yg berbeda jauh latbel keluarga dan pengasuhannya. Bgmn mengkompromikannya?
B. Bagaimana cara mengajak suami melek parenting?
Jawab:
bunda monika, ada yg namanya moral character dan performance character. Untuk menjadi sebuah team, suami istri harus memiliki kesamaan moral character ( punya value yg diyakini sama). Tetapi performance characternya harus berbeda dan saling melengkapi. Misal istri yg performance characternya senang berbicara, akan klop dg seorang suami yg seorang konseptor. Tapi kl moral characternya sdh berbeda, perlu dibangun terlebih dahulu (ini materi a home team)
Mengajak suami melek parenting, sering ajak diskusi, forward resume kulwap kita dan ajak anak yg berbicara
3. pertanyaan bunda Khairina
Gimana cara membangun home team di tengah berbagai permasalahan dlm rumah tangga...mis: masalah ekonomi, tekanan luar, dll..
Jawab:
bunda khairina, paling awal, jadikan dulu tantangan yg muncul sbg TANTANGAN KITA bukan TANTANGAN SAYA. Sebuah team itu akan muncul dan terbentuk dg cepat justru ketika kita punya tantangan bersama, dan berusaha untuk menyelesaikannya. Kalau di keluarga kami, justru berbinar2 ketika menghadapi tanrangan bersama yg kami sebut sebagai "common enemy". Makin rapatkan barisan, makin sering berkomunikasi dan susun strategi. Adrenalin pasti akan naik. Dan harus bisa melewatinya dg high speed.✅
4. pertanyaan bunda wiwik
Ty bu ....u menjadi sebuah team itu syaratnya harus berada dlm satu rumah atau yg berjauhan dg suami krn mencr nafkah jg bisa menjd sebuah tim...misal beda negara bgt
Jawab:
bunda wiwik, kl kita masih menganggap rumah kita adalah "house" pasti berbeda jarak akan jadi masalah. Tapi kl kita sdh menganggapnya sbg sebuah "home" jarak bukan lagi kendala. Kami saat ini berpisah jarak dg anak-anak krn mereka berbeda negara, tp merasa makin jadi satu team, krn kami sering berkomunikasi di satu grup whatsapp keluarga, bikin project bareng scr sederhana. Misal janjian puasa bareng di grup keluarga, bikin PR kampus rame-rame sekeluarga dll.✅
5. pertanyaan bunda arina
Bun, tentang kesepakatan jk tdk berhasil bgm? Kulwap 1 hanya bertahan 2 hari, tp syarat yg disetujui anakku yg enak buat dia, klo ortu ndk mau dia ndk mau jalankan kesepakatan.
Kt bu septi agar mendengarkan anak tdk judge dan tdk dr qt aturannya, jd sy dan ayahnya menjalankan kesepakatan fastabiqul khoirot sesuai aturan anak sy
Jawab:
bunda arina, apabila kesepakatan belum berhasil, berarti kembali ke step 1, diskusi keluarga lagi, buat kesepakatan baru. Dan sekeluarga berusaha untuk komitmen baik anak maupun ortu. Contoh yg baru saja hari ini kami lakukan. Di diskusi keluarga bulan kemarin, kami sepakat sehari satu lembar tulisan. Yg tidak menulis sehari harus keliling rumah 1x putaran tanpa kompromi. Kami terlalu sibuk dan lalai mrnulis, akhirnya hari ini Elan, anak terakhir kami, bertepuk tangan bahagia, krn melihat kami berdua keliling rumah sambil lari sebanyak 5x
Fastabiqul khairat itu penting. Karena umar bin khattab pernah berkata, apabila kau menjumpai anakmu berbuat baik, catatlah. Tapi bila berbuat buruk, tegur, dan jgn pernah kau mencatatnya ✅
6. pertanyaan dari bunda lilik
Bgmn contoh kongkret cr membentuk home team?
Jawab:
Bunda lilik, lebih detil akan bunda dapatkan di materi A home team. Saya berikan contoh sederhana, yaitu dg mengerjakan project keluarga sederhana. Contoh saat ngariung bareng keluarga, kita tanya "apa yg ingin kamu miliki di rumah ini?" Enes saat itu usia 8 th bilang, kamar mandi yg bersih. Kmd kita sepakat kita akan punya kamar mandi bersih, pimpronya enes, kita kasih gelar, jenderal toilet. Dialah yg menentukan tugas masing2 anggota kel termasuk ortunya untuk mewujudkan kamar mandi bersih. Akhirnya ketika dlm 2 minggu kami punya kamar mandi bersih, kita rayakan bersama. ✅
Wassalamu'alaykum
Salam Ibu Profesional,
Be professional, rejeki will follow
/septi peni/
Sumber : diskusi whatsapp grup ibu profesional solo, 6 Februari 2015
NaraSumber : Septi Peni
Penulis resume : Amalia
Moderator : Dian Gendhis