Beloved Mamah dan Bapak (Alm)

"Lord show your mercy to them (my parents) as they nurtured me when i was small" (Al Qur'an 17:24)

Separuh diriku...

"Semoga Allah menghimpun yang terserak dari keduanya, memberikan kami berdua dan kiranya Allah meningkatkan pintu-pintu Rahmat, sumber ilmu dan hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat." (kata mutiara yang diucapkan Nabi Muhammad ketika putrinya Fatimah Az Zahra menikah dengan Ali Bin Abi Thalib).

Amanah kami...

"If You should give us a good [child], we will surely be among the grateful." (Al-A'raf 7:189)

PayTren Ustadz Yusuf Mansur...

Selamat Datang di Era Digital – PayTren Untuk Semua Transaksi

Menuju 10 Juta Komunitas PayTren

-bersama kita bisa 'kembalikan Indonesia- Itulah spirit untuk membangkitkan kepedulian pada banyaknya aset Indonesia yang tidak lagi kita miliki. Komunitas TRENi dijiwai oleh semangat memakmurkan Indonesia melalui infrastruktur bisnis komunitas PayTren. Dengan bergotong-royong dalam 10 juta komunitas bisnis PayTren maka 1(satu) dari sekian aset dapat dimiliki kembali bangsa ini. InsyaAllah.

Renungan Pendidikan #40

Sebuah pameran di Jepang memperlihatkan sebuah pohon tomat dengan buah mencapai 20.000 butir. Jangan terburu buru menduga, pohon tomat ini hasil rekayasa teknologi atau over nutrisi dsbnya. Mohon maaf, bila salah duga. Pohon tomat ini berbuah lebat tanpa rekayasa, tanpa teknologi canggih, tanpa nutrisi hebat dstnya, namun hanya karena ditemukan bahwa akar pohon tomat ternyata lebih cocok di air bukan di tanah. Jadi hanya dengan membebaskan atau memerdekakan akar tomat untuk hidup di air, maka tomat berbuah begitu lebat. Lalu apa makna dari kisah ini? Harap bershabar.

Masih di negara yang sama, suatu masa di tahun 80an, sebuah propinsi, mewajibkan seluruh desa untuk menanam padi sebagai bagian dari program swasembada beras.
Ternyata ada 2 desa yang menolak, alasannya adalah desa pertama lebih cocok untuk pariwisata karena kontur tanah dan sumber air panas bumi. Sementara desa kedua lebih cocok menanam buah tertentu. Akhirnya gubernur propinsi itu membiarkan saja karena hanya dua desa dari ratusan desa yang ada.
Apa yang terjadi? Beberapa tahun kemudian, dua desa yang menolak menanam padi itu menjadi desa paling sejahtera di propinsi itu. Akhirnya sang gubernur memberikan kemerdekaan bagi semua desa desa lainnya untuk memilih keunggulan lokal yang sesuai bagi masing masing.

Apa makna dari cerita di atas?
Nampaknya tidak perlu dijelaskan, karena kita akan langsung paham bahwa apapun dan siapapun di muka bumi jika tumbuh merdeka sesuai fitrah yang Allah karuniakan kepadanya maka niscaya tumbuh paripurna dan langsung memberi manfaat yang luarbiasa.

Pesan pendidikannya adalah bebaskanlah fitrah anak anak kita untuk tumbuh paripurna sesuai keunikannya, fokuslah pada sisi cahaya keindahannya, bukan sibuk pada sisi gelapnya. Jika sisi cahayanya semakin melebar maka sisi gelapnya menjadi sirna, bahkan cahayanya kemudian akan menerangi semesta di luar dirinya.
Bukankah gelap kebathilan hanya ada ketika cahaya kebenaran meredup, begitupula sebaliknya.
Maka berhentilah terlalu dominan dan banyak mengajar, karena fitrah belajar yang dikaruniakan Allah adalah kemampuan belajar terbaik yang ada di muka bumi. Kita akan terkejut melihat hebatnya fitrah belajar mereka bila dimerdekakan.
Pendidikan bukanlah pengajaran, penjejalan, pengisian, seolah olah anak kita lahir tanpa fitrah apapun. Anak yang selalu dominan diajarkan akan terus meminta diajarkan sepanjang hayatnya. Inspirasikan dan idekanlah gagasan2 hebat dan keren maka dia akan antusias belajar meneliti dan menemukan solusinya sepanjang hidupnya.
Sesungguhnya Allah telah mengajarkan banyak hal kepada manusia, mengilhamkan banyak hikmah sepanjang hidupnya termasuk kemampuan belajar yang luarbiasa. Apakah kita lebih hebat dari Tuhan?
Maka berhentilah berobsesi mencetak dan membentuk anak agar seperti raja anu, artis anu, ulama anu atau panglima anu atau pemimpin anu. Allah telah mengkaruniakan mereka perannya masing masing sesuai fitrah bakatnya. Khalifah bukanlah peran tunggal di muka bumi.
Apa jadinya jika di muka bumi isinya raja semua, artis semua, ulama semua, panglima semua dan pemimpin semua?
Pendidikan bukanlah percetakan atau pabrik furnitur atau peternakan, yang bisa seenaknya dan semaunya mencetak dan membentuk. Anak anak yang dicetak semaunya akan tidak pernah menjadi dirinya selamanya. Itu artinya mereka tidak pernah menjalani peran penciptannya sepanjang misi khalifah nya di dunia.

Sesungguhnya pekerjaan mencetak dan membentuk manusia hanya Allah yang punya otoritas, dan semua desainNya sudah sempurna ada di dalam fitrah tiap manusia. Apakah kita lebih hebat dari Tuhan?
Maka berhentilah melakukan islamisasi fitrahnya, karena fitrahnya sudah Islam. Hidupkanlah fitrah keimanannya dengan atmosfir keshalihan dan keteladanan, keridhaan dan kecintaan pada Allah dan kebenaran maka dia akan mudah dan bergairah menerima dan menjalankan syariah.
Sesungguhnya tiap anak lahir dalam keadaan Islam, dalam keadaan bertauhid rububiyah, mereka termasuk kita pernah bersaksi bahwa Allah adalah Robb.

Sesungguhnya anak anak kita hanya memerlukan kita untuk berperan sebagai fasilitator, guide dan coach serta akhirnya sebagai partner yang menghargai, menghidupkan dan memberikan kebanggaan setinggi2nya kepada fitrah belajar, fitrah bakat dan fitrah keimanan yang mereka miliki.
Berhentilah fokus pada kelemahannya, bertaubatlah dari penyeragaman dan obsesi melampaui fitrah Allah dalam penciptaanNya, berhentilah mengingkari adanya fitrah, berhentilah menjadi tuhan.
Jadilah hamba yang hanif bersama agama yang lurus, jadilah orangtua yang menghargai fitrah dan memuliakannya dengan agama fitrah. Mendidik sesuai fitrah akan berujung kepada buah yang berkah, baik dan banyak.

Salam Pendidikan Peradaban #pendidikanberbasispotensi #pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

Ditulis oleh : Ustadz Harry Santosa
Home Education Based on Akhlak and Talent

Renungan Pendidikan #77

Education is just Education.  Fokus pendidikan adalah merawat dan menumbuhkan fitrah anak anak kita sejak lahir agar memiliki peran peradaban sesuai fitrahnya ketika aqilbaligh. Pendidikan bukanlah persiapan masuk perguruan tinggi atau bisa bekerja. 

Kita sering terjebak memaknai pendidikan dengan menyiapkan anak anak kita untuk masuk universitas, dan persiapannya dilakukan sejak anak anak berusia dini. Sesungguhnya bukan demikian.

Nampaknya benak kita sudah dipenuhi orientasi gelar dan uang serta persaingan materialisme sehingga lalu semua dimaknakan dan ditujukan untuk tuhan rendah yang menipu itu. Parahnya, paham sesat ini ditumpahkan pada anak anak kita dengan alasan masa depan dan standar sukses. 

Banyak orang bijak menasehati, "Jangan sibuk dengan meengejar peluang dan kesempatan juga persaingan, tetapi sibukkanlah menjalani hidup dengan mensyukuri potensi fitrah karunia Tuhan, maka peluang dan kesempatan akan datang" 

Sesungguhnya, pendidikan usia dini adalah agar anak usia dini fitrahnya tumbuh utuh dan indah sebagai anak usia dini, bukan persiapan calistung dll untuk masuk SD. Begitupula pendidikan usia pre aqilbaligh (7- 12 tahun) bukan persiapan masuk sekolah menengah tetapi persiapan kemandirian dan kemampuan mengemban syariah ketika aqilbaligh.

Jadi pendidikan bukan schooling dan bukan hanya bicara learning saja yang bertujuan understanding dan creating tetapi meningkatkan index gairah fitrah dari semua potensi fitrah.

Ada banyak index gairah fitrah lyg harus ditumbuhkan bukan cuma fitrah belajar, ada fitrah sosial, fitrah seksualitas, fitrah keimanan, fitrah estetika dll lalu interaksinya dengan fitrah alam dan fitrah kehidupan serta sistem hidup dll. 

Bayangkan jika satu saja fitrah ini tidak tumbuh  maka muncul generasi yang pandai tetapi homo, atau berbakat tetapi sekuler, atau berakhlak tetapi mandul karya dsbnya. Itu tidak lain dan tidai bukan krn fitrahnya tidak utuh.

Jadi pendidikan sejati adalah agar mereka, anak anak kita, generasi mendatang utuh tumbuh fitrahnya sesuai tahapan usianya sampai menjelang aqilbaligh 12-15 thn.  Inilah tugas para orangtua, menghantarkan anak anaknya mencapai peran peradabannya dan itu dimulai dari menumbuhkan dan membangkitkan semua potensi fitrah anak anaknya secara simultan, lalu membantu mereka memperkuatnya dan memandunya dengan sistem hidup yang fitri sehingga menjadi akhlak mulia.

Lalu setelah semuanya fitrahnya tumbuh utuh dengan utuh, indah dan baik, maka mereka akan punya banyak jalan untuk perannya dan masa depannya.

Setidaknya ada 3 jalur di masa preaqilbaligh utk ditempuh terkait dengan peran peradabannya,

Yang pertama jalur Akademis - ini jenjang formal sampai jadi professor academic. Jalur ini mensyaratkan IQ tinggi, tapi jangan khawatir IQ rendah berarti memang tidak cocok di jalur ini, dan punya keistimewaan lain. Jalur ini cocok bagi mereka yang berbakat akdemis yang umumnya dominan otak kiri termasuk yang berbakat teknikal. Namun jangan salah, inipun tidak harus lewat jalur persekolahan.

Yang kedua, jalur Professional - ini jalur bagi professional certification baik lewat pemagangan atau autodidak. Contohnya, anak anak di Thailand usia 14 tahun sudah memiliki sertifikat internasional Java Programmer, dan bisa bekerja dimanapun di dunia internasional. 

Contoh lainnya, kini banyak professional yang punya sertifikasi internasional yang jauh lebih dihargai dari ijasah akademisnya, padahal utk dapat sertifikasi ini hanya perlu ujian online seharga ratus dolar saja. Sepenuhnya hasil belajar magang. 

Cintoh lainnya lagi, kini banyak pemuda bisa berkuliah di kampus bergengsi di LN tanpa ijasah, hanya memamerkan portfolio hasil karya selama beberapa tahun masa magangnya di berbagai proyek dan expert. 

Contoh lainnya lagi, ada anak berbakat musik bisa ikut berbagai pagelaran orkestra bersama para sarjana musik, padahal tidak berijasah formal, tetapi belajar langsung bersama maestro sejak usia 10 tahun dan ketika merasa cukup, dia ambil sertifikasi internasional.

Yang ketiga adalah jalur Business atau Entrepreneurs - ini bisa dimulai dari professional, caranya lewat pemagangan atau autodidak. Bagi kelompok ini kuliah dan sertifikat tdk terlalu penting. Banyak anak anak masa depan cukup mengintegrasikan bakatnya dalam dunia bisnis

Kedua jalur yang terakhir di atas, terkait bakat non akademis yang tdk melulu IQ, tetapi terkait dengan keistimewaan sifat dan atau keistimewaan fisik. Menurut typology bakat Rama Royani, semuanya ada 114 tipe.

Jadi jangan selalu jadikan HomeSchooling apalagi Home Education bermuara pada paket C dan kuliah akademis, banyak jalan lain. Saya sering lihat komunitas HS berubah menjadi bimbingan belajar untuk ambil paket kesetaraan atau ujian cambridge agar bisa kuliah. 

Ini justru bisa merubuhkan fitrah yang sudah dibangun susah payah sejak kecil. Ingat bahwa kuliah formal, bukan ini jalan satu-satunya menuju peran peradaban.

Indonesia sejak 2012 sebenarnya sudah mengadopsi KKNI, jadi siapapun jika ingin gelar S1, bahkan S3 tidak perlu kuliah akademis, cukup mendaftarkan pengalaman dan kepakarannya ke kampus-kampus relevan utk mendapatkan ijasah kesarjanaan baik S1, S2, S3 bahkan Dr honoris causa. Itupun kalau masih perlu ijasah ya.

Semua yg terpenting adalah fokus pada fitrah anak anak kita dulu, jika fitrah tumbuh menjadi peran, maka cahayanya akan menebar rahmat lalu kemudian saksikanlah bahwa gelar dan uang hanya akibat semata dari kebermanfaatannya bagi ummat atas karunia fitrahnya. 

Salam Pendidikan peradaban 
#pendidikanberbasispotensi
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak

Oleh: Ustadz Harry Santosa
dalam diskusi ringan di grup HEBaT Jabar 1

Cara Minum Antibiotik Yang Benar


Tak dapat dipungkiri, setiap orang pasti pernah mengalami sakit. Kadangkala setelah pemeriksaan dari dokter, kita mendapatkan resep obat antibiotik karena penyakit yang timbul disebabkan oleh bakteri patogen atau kuman. Adapun cara minum obat antibiotik tidak bisa sembarangan karena kesalahan dalam penggunaannya akan mengakibatkan efek yang serius.

Adapun kriteria penggunaan antibiotika secara rasional adalah:
  1. Ketepatan diagnosis
  2. Ketepatan indikasi
  3. Ketepatan jenis obat
  4. Ketepatan dosis, cara, dan lama pemberian
  5. Ketepatan penilaian terhadap kondisi pasien
  6. Ketepatan informasi kepada pasien
  7. Ketepatan tindak lanjut terutama untuk infeksi yang kronis
 Efek jika kita tidak benar dalam penggunaan antibiotik yaitu bisa terjadinya resistensi bakteri. Hal ini berarti bahwa kuman atau bakteri penyebab penyakit menjadi resisten terhadap obat “awal” yang diresepkan oleh dokter sehingga bukan kesembuhan yang didapat malah penyakit bisa menjadi lebih parah. Keparahan penyakit terjadi akibat infeksi yang timbul oleh bakteri yang resisten dan mengakibatkan kegagalan dalam merespon pengobatan. Dengan kondisi yang demikian, rentang wktu pengobtan akan semakin lama dan resiko kematian lebih besar.

Bahaya lain penggunaan antibiotika secara sembarangan akan memunculkan beberapa masalah di bawah ini:
  • Perluasan sensitisasi pada penduduk, artinya kekurangsensitifan terhadap obat dapat terjadi secara luas pada penduduk dimana hal tersebut dapat mempersulit proses pengobatan penyakit.
  • Perubahan flora normal tubuh yang mengakibatkan superinfeksi. Superinfeksi terjadi karena hilangnya pengaruh dari hambatan flora normal yang juga menghasilkan antibakteri tertentu dan berkompetisi dalam memperebutkan komponen nutrisi penting. Keadaan ini ditandai dengan adanya data klinis dan bakteriologi yang menunjukkan adanya infeksi baru selama terapi infeksi primer. Gejala ini relatif umum dan sangat berbahaya sebab mikroba penyebab infeksi baru ini dapat berupa drug-resistant starint.
  • Toksisitas obat. Penggunaan obat yang terlalu sering atau dikonsumsi dalam rentang waktu pendek dalam sehari yang melebihi dosis lazimnya dapat menyebabkan konsentrasi antibiotik dalam darah menjadi tinggi sehingga meningkatkan resiko toksik terhadap tubuh manusia.
Jadi untuk cara makan obat antibiotik yang benar adalah dengan memperhatikan jam pemberiannya. Ilustrsinya seperti dibawah ini:
  • 1 x 1, artinya obat diminum setiap 24 jam
  • 2 x 1, artinya obat diminum setiap 12 jam
  • 3 x 1, artinya obat diminum setiap 8 jam, dst.
Jam pemberian obat yang benar akan berpengaruh terhadap konsentrasi obat dalam darah yang sesuai dengan “rentang dosis terapi” yang diinginkan sehingga akan memberikan efek/aktivitas terhadap penghambatan atau kematian dari bakteri patogen. Dan untuk lama pemberian obat mengikuti anjuran dari dokter hingga SELESAI masa terapi, tidak kurang dan tidak lebih.

Anjuran Penanganan Miliaria (Biang Keringat)


Sudah sekian lama tidak menulis disini, rasanya deg-degan campur bingung, mau nulis apa yaa, hehe.. Tapi tentunya tidak menyurutkan semangat untuk melatih dalam membiasakan aktivitas menulis dan memperbaiki isi tulisan. Yuk ah kita mulai :) 

Kali ini saya akan coba membahas mengenai masalah kulit pada bayi/anak yang terjadi pada kulit Rayhan (almost 23m) dimana dua minggu terakhir ini kondisinya bikin cemas. Awalnya timbul bintik-bintik merah kecil yang teraba kasar pada kulit di sebagian kecil area tubuh yang memang biasa berkeringat seperti dahi dan leher. Tetapi kemudian semakin lama semakin banyak sampai ke bagian punggung, dada, tangan, dan kaki. Memang baru dua minggu kami pindah tempat tinggal, dari Bandung ke Bekasi. Biasa di lingkungan yang dingin yang cukup lembab kemudian beralih ke lingkungan udara yang panas dan kering. Perbedaan cuaca ini cukup untuk Rayhan dan juga saya menjadikan kulit kami bermasalah. Masalah yang timbul adalah biang keringat atau nama lainnya miliaria.

Anak-anak diketahui memiliki kulit yang sensitif dan mudah mengalami berbagai masalah kulit yang diakibatkan oleh cedera, bakteri, dan berbagai iritan lainnya. Sejumlah faktor dapat menyebabkan timbulnya masalah/gangguan pada kulit, termasuk lapisan keratin pada permukaan kulit, zat kimia yang terkandung di dalam keringat, serta zat antibodi yang terkandung di dalam darah. Masalah kulit yang biasanya terjdi pada anak yaitu ruam popok, dermatitis kontak, eksim, miliaria (biang keringat), dan ketombe (crandle cap).

Untuk penanganan awal miliaria (biang keringat), dapat dilakukan beberapa anjuran ini:
  • Jika bayi/anak mengalami miliaria, segera lepaskan atau kendurkan pakaiannya dan bawa bayi/anak ke tempat atau ruangan yang sejuk dan lapang.
  • Guntinglah kuku bayi/anak secara berkala sehingga ia tidak terluka karena menggaruk-garuk ketika merasa gatal. Kenakan sarung tangan bayi menjelang tidur pada malam hari agar tidak terluka akibat menggaruk-garuk badan/wajahnya selagi tidur.
  • Jaga agar bayi/anak senantiasa merasa nyaman dan sejuk dengan mengenakan pakaian dan celana yang cukup longgar, terutama dari bahan katun, yang dapat menyerap keringat. Sedapat mungkin, jangan kenakan popok yang terbuat dari plastik.
  • Sedapat mungkin jangan kenakan pakaian yang terbuat dari bahan wool ketika menggendong bayi/anak karena bahan ini dapat mengiritasi kulit bayi.
  • Pada saat cuaca panas, tempatkan bayi/anak pada ruangan yang sejuk, teduh, atau banyak angin. Berikan ASI atau minum sesering mungkin guna memastikan agar bayi tidak kekurangan  asupan cairan.
  • Periksa berulang-ulang, apakah bayi/anak kepanasan atau tidak. Rabalah kulitnya, jika basah dan terasa hangat/panas, berarti bayi/anak kepanasan.
Dapat juga diberikan sediaan topikal untuk membantu melembabkan kulit dan meringankan gejala gatalnya berupa krim atau lotion. Hingga saat ini kami masih beradaptasi, adaptasi fisiologis :D Mudah-mudahan masalah ini segera berlalu.